Sabtu, 21 Januari 2012

Sejarah Hidup Muhammad SAW: Tahun Perutusan










Dengan berakhirnya ekspedisi ke Tabuk, maka ajaran Islam sudah selesai tersebar ke seluruh Jazirah Arab. Rasulullah sudah aman dari setiap serangan yang datang dari  luar. 




Sebenarnya, begitu Rasulullah SAW kembali ke Madinah dari perjalanan ekspedisi itu, semua penduduk jazirah yang masih berpegang pada kepercayaan syirik, kini sudah mulai berpikir-pikir.

Meskipun kaum Muslimin yang telah ikut menemani Nabi SAW dalam perjalanan ke Syam itu cukup mengalami pelbagai macam kesukaran, memikul segala penderitaan karena haus dan musim panas yang begitu membakar, namun mereka kembali dengan hati kesal.

Sebab, mereka tidak jadi berperang, tidak membawa rampasan perang, karena pihak Romawi menarik pasukannya hendak bertahan dalam benteng-benteng di pedalaman Syam.

Akan tetapi, penarikan mundur ini sebenarnya telah meninggalkan kesan yang sangat mendalam di hati kabilah-kabilah bagian selatan—di Yaman, Hadhramaut dan  Umman (Oman).

Bukankah pasukan Romawi itu juga yang telah mengalahkan Persia, telah mengambil kembali Salib Besar, kemudian membawanya kembali ke Yerusalem dalam suatu upacara besar-besaran? Sedang Persia, waktu itu dalam waktu yang cukup lama merupakan penguasa yang perkasa atas wilayah Yaman dan daerah-daerah sekitarnya.

Selama kaum Muslimin berada tidak jauh dari Yaman dan daerah-daerah Arab lainnya, bukankah sudah selayaknya apabila seluruh wilayah ini bergabung semua dalam suatu kesatuan di bawah naungan panji Muhammad SAW, panji Islam, supaya mereka dapat diselamatkan dari kekuasaan pihak Romawi dan Persia? 

Apa salahnya kalau kepala-kepala kabilah dan daerah itu berbuat begitu, selama mereka memang membuktikan Muhammad SAW tetap mengakui kekuasaan daerah-daerah dan kabilah-kabilah mereka yang datang menyatakan keislaman dan kesetiaan mereka?

Tahun ke-10 Hijrah ini memang menjadi Tahun Perutusan, manusia datang berbondong-bondong menyambut agama Allah. Ekspedisi Tabuk dan penarikan mundur pasukan Romawi menghadapi pihak Muslimin itu memberi pengaruh lebih besar daripada pembebasan Makkah, kemenangan Hunain dan pengepungan kota Ta'if selama ini.

Nasib baik yang telah membawa Ta'if—kota yang tadinya paling gigih melawan Nabi selama kota itu dalam pengepungan sehingga akhirnya ditinggalkan kaum Muslimin tanpa dapat diterobos—karena sesudah peristiwa Tabuk, kota inilah yang pertama-tama menyatakan kesetiaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar